jump to navigation

MODEL PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TIMUR 2008 April 22, 2008

Posted by bustanularifin in Serbaneka.
3 comments

 

Pemilihan kepala daerah sangat marak di tahun 2008 ini. Bahkan, akan lebih marak lagi saat pemilihan presiden di tahun 2009 nanti. Beberapa daerah yang telah rampung untuk pemilihan gubernur pun masih menyisakan derita yang besar bagi rakyat. Contoh yang masih hangat adalah hasil pemilihan gubernur Maluku Utara, sebelumnya berkobar protes dan kisruh di Sulawesi Selatan. Hal yang lebih mengejutkan adalah saat calon gubernur yang tidak diunggulkan justeru yang menang, misalnya pemilihan gubernur di Jawa Barat.

Khusus di Jawa Timur mulai marak gairah pemilihan gubernur untuk masa bakti 2008-2013. Semoga kisruh pasca pemilihan tidak akan muncul untuk kawasan ujung timur pulau Jawa ini. Artikel ini tidak menampik kemeriahan dan proses pendidikan politik yang sedang terjadi. Artikel ini ditujukan untuk memunculkan model pemilihan gubernur yang bermartabat, yaitu ajang pemilihan dengan awal masa penyaringan dan kampanye para kandidat, saat pemilihan dan perhitungan suara, dan pasca pemilihan yang berbuah kesejahteraan bagi masyarakat seluruhnya.

 

Tahap Awal Penyaringan dan Kampanye Kandidat

Prosesi pemilihan gubernur sebaiknya dimulai dengan mekanisme yang benar. Semuanya diawali dengan adanya keputusan Pemerintah Daerah dan DPRD untuk menyelenggarakan pemilihan gubernur yang baru untuk masa bakti berikutnya, karena berakhirnya masa bakti gubernur saat ini. Panitian pemilihan gubernur (atau KPUD Jawa Timur)  dibentuk dengan tugas utama adalah persiapan, pelaksanaan, dan pengamanan agenda pemilihan kepala daerah.

Proses penyaringan calon gubernur beserta wakilnya diberikan sepenuhnya kepada DPRD sebagai penjelmaan wakil rakyat dengan memperhatikan undang-undang yang berlaku. Kalau ada peluang untuk calon perseorangan non-partai harus dengan payung undang-undang yang berlaku.  Hajatan besar pemilihan gubernur Jawa Timur akan segera dimulai saat diterima resmi para pasangan kandidat tanggal 1 Mei 2008 oleh KPUD. Bagaimana agenda yang dijadwalkan banyak masyarakat yang tidak tahu? Tiba-tiba saja ada kandidat A, kandidat B, dan seterusnya. Dan, sebagian besar dari para kandidat ini sudah mulai gencar mencari dukungan ke berbagai kalangan. Ada yang karena posisinya di pemerintahan, ada yang karena posisinya di organisasi tertentu, atau karena alasan lainnya.

Kandidat yang maju dalam pemilihan gubernur harus yang bermartabat. Kandidat bermartabat diartikan sebagai sosok yang punya kualitas intelektual, sosial, dan moral yang paripurna. Kualitas intelektual dapat dilihat dari penidikan formal misalnya. Jawa Timur dengan beberapa perguruan tinggi besar dan ternama sangat tidak pantas bila dipimpin oleh pribadi yang bukan lulusan akademi atau universitas. Kualitas sosial dapat diukur dari pengalaman dia dalam memimpin organisasi, kelompok, atau masyarakat yang lebih luas. Sosok gubernur harus dapat bergaul dan berinteraksi positif dengan seluruh kalangan warga masyarakat Jawa Timur yang kian mejemuk. Kualitas moral dapat dilihat dari kinerja sang kandidat dalam rentang waktu sebelumnya serta catatan masa lalu (track record) yang harus bersih dari perbuatan yang melawan moral dan etika masyarakat. Kandidat yang bermartabat adalah mereka yang siap menerima kemengangan tanpa kesombongan diri serta menerima kekalahan dengan kelapangan hati.   

Bagaimana prosesi kampanye yang sebaiknya dijalankan? Penulis ingin mencontohkan proses pemilihan dekan Fakultas Teknologi Industri ITS. Panitia pemilihan membuat keputusan tegas bahwa kampanye harus dilakukan bersamaan. Panitia yang menyiapkan poster besar dengan mencantumkan gambar kelima kandidat beserta atribut yang diperlukan. Demikian juga disiapkan pamplet ukuran kecil yang berisi kelima profil kandidat dekan. Poster besar ditempelkan di beberapa tempat utama saja, sedangkan pamplet kecil banyak disebar di semua jurusan yang bernaung di payung FTI. Dan, kita semua civitas akademika sangat puas dengan cara ini. Acara debat kandidat dekan pun dilaksanakan dalam beberapa tahap. Tidak ada tebar brosur atau tebar pesona yang menghamburkan biaya.

Kembali ke ajang pemilihan gubernur kita. Bagaimana kalau ajang kampanye dibuat seperti model pemilihan di atas? Panitia pemilihan (KPUD) yang menyiapkan semuanya. Tidak ada poster atau selebaran khusus dari masing-masing kandidat, kecuali poster dan atau selebaran semua kandidat secara bersamaan yang disiapkan oleh KPUD. Setelah fase penyaringan kandidat gubernur beserta wakilnya rampung, maka  tugas panitia untuk menyiapkan informasi di dalam poster yang diperlukan. Isi informasi yang utama adalah foto resmi  kandidat gubernur dan wakilnya (pakai jas dan kopiah untuk pria atau kebaya untuk wanita layaknya foto presiden dan wakil presiden). Informasi lain yang dibutuhkan adalah tempat lahir, usia, pendidikan formal terakhir, jabatan terakhir, prestasi utama, program kerja pokok, dan moto pasangan kandidat. Poster besar dapat dipasang di pintu masuk tiap ibu kota kabupaten, alun-alun, atau lokasi lain dengan rapih dan bersih.. Pamplet dan poster kecil pun dapat disebar di semua tempat. Kota akan tetap bersih dari poster atau pajangan lainnya. Rakyat akan kenal dengan utuh semua kandidat yang ada. Biaya dapat ditekan hingga titik terendah.

Kampanye dilakukan dalam bentuk debat terbuka  dengan melibatkan semua kandidat secara seimbang. Universitas di tiap kawasan dapat dijadikan alternatif lokasi debat yang netral, atau dapat juga lokasi lainnya yang layak. Lokasi debat terbuka ini pun dapat diputar untuk pasangan kandidat yang berbeda secara bergantian. Pendidikan politik masyarakat pasti akan lebih maju dan berkembang. Hasil debat boleh disebarkan via media informasi yang ada. Jadwal debat terbuka ini sudah disiapkan oleh panitia dan disebarluaskan kepada maysarakat. Media cetak dapat turut menyebarkan poster kandidat secara lebih merata ke seluruh pelosok kecamatan dan desa se Jawa Timur. Media TV dan radio juga secara seimbang turut mengkampanyekan pemilihan gubernur yang sehat dan bermartabat. Media internet dapat cukup efektif digunakan sebagai wahana informasi bagi masyarakat terhadap profil dan program kerja masing-masing pasangan kandidat.

Bagaimana dengan para kandidat yang sudah terlanjur kampanye sebelum waktunya? Harus ada pengaturan dan kesepakatan bersama. Harus ada keberanian yang tegas dan adil dari panitia untuk suksesnya hajatan politik lima-tahun-an ini. Semua bentuk atau media kampanye yang terlanjur ada bisa dicabut kembali. Kota dan fasilitasnya bisa lebih bersih. Bentuk-bentuk pengerahan masa tidak perlu berlebihan yang malahan bisa menimbulkan gejolak negatif. Silahkan para kandidat untuk menyumbang apa kepada siapa pun tanpa ada keharusan dukungan dalam bentuk apa pun. Masyarakat akan benar-benar cerdas dalam memilih calon gubernur atau kepala pemerintahan di daerahnya sendiri. Proses kampanye yang bermartabat adalah kamanye sebagai ajang pendidikan politik masyarakat. Bermartabat karena sangat menghargai dan menghormati aturan main yang telah disepakati bersama, mampu menjaga kejujuran, keterbukaan, dan bertujuan turut mencerdaskan masyarakat, khususnya dalam hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam menyatakan pendapat dan berserikat. 

Saat Pencoblosan dan Pasca Pemilihan

Saat pencoblosan dapat menjadi hari yang biasa saja setelah ajang kampanye dilaksanakan dengan menjaga martabat sebagai warga negara. Proses pencoblosan yang umum adalah dengan cara pengerahan masa di lokasi pemungutan suara. Cara lain yang mungkin dilakukan adalah dengan surat/kertas pemilihan dalam amplop tertutup, seperti halnya dalam pemilihan rektor, dekan, dan atau ketua jurusan di ITS.

Biarlah hajatan pencoblosan di TPS (tempat pemungutan suara) dijadikan ajang silaturrahim antar warga dalam suasana yang akrab dan meriah. Tidak biasanya warga bisa kumpul bersama seperti ini. Hasil perhitungan suara pun dapat dimulai dengan hati yang lapang. Siapa pun yang dapat meraih suara sebanyak apa pun di satu TPS masih harus sabar menunggu hingga semua TPS sudah dihitung tuntas. Dan, perhitungan akhir bukan berarti kematian bagi peraih suara yang sedikit ataupun jadi melonjak tanpa sadar diri bagi peraih suara yang lebih banyak. Bila proses pembelajaran politik bagi masyarakat sudah berjalan dengan benar, maka proses pemungutan dan perhitungan suara ibarat klimaks dari suatu peristiwa. Ada masa untuk merenung dan bersiap membangun Jawa Timur ini oleh seluruh warga masyarakat dengan beragam strata sosial yang disandangnya. Saatnya untuk memberikan kontribusi demi kemajuan bersama di jawa Timur.

Pemilihan gubernur hingga tahap akhir yang bermartabat adalah saat semua proses telah berjalan hingga pengumuman hasil akhir disampaikan  oleh yang berwewenang, maka semua pihak dapat menerima dengan penuh kebanggaan bahwa inilah hasil proses pendidikan politik yang kita inginkan. Pihak yang kalah dapat menerima dan tetap berkontribusi bagi pembangunan jawa Timur. Pihak yang menang dapat mulai mempersiapkan diri bersama seluruh komponen dalam masyarakat untuk benar-benar mewujudkan impian bersama menjadikan Jawa Timur sebagai kawasan yang maju, sejahtera, dan bermartabat. Majulah warga jawa Timur dan sejahteralah bangsa Indonesia. Semoga!

Catatan: artikel ini pernah saya kirimkan ke Kompas, namun tidak ada kabar apakah dimuat atau tidak …. yang ini untuk kepuasan diri sendiri

 

CLUSTER IPMSKT JURUSAN DI ITS April 14, 2008

Posted by bustanularifin in Serbaneka.
4 comments

Saya masih perlu tambahkan lagi bahan analisa sekitar IPMSKT (indeks prestasi & masa studi komulatif terbobot) yang dimaksudkan untuk mendapatkan nilai agregat dari indeks prestasi dan masa studi para lulusan program S1 reguler.  Ada 3 bagian bahasan yang akan dimunculkan pada kesempatan ini. Artikel ini adalah sebagai pelengkap dari yang sebelumnya tentang prestasi jurusan di ITS Surabaya.

 

Pertama, saya tampilkan lagi urutan peringkat IPMSKT-nya. Hasil indeks prestasi dan masa studi komulatif terbobot (IPMSKT) 22 jurusan di ITS  selama tahun ajaran yang baru saja berjalan, yaitu semester gasal dan genap 2007/2008 -wisuda 95 dan 96 – setelah diurutkan dari besar ke kecil adalah:

 

1) Teknik Industri (69,6%); 2) Teknik Kimia (68,0%); 3) Perencanaan Wilayah & Kota (65,4%); 4) Sistem Informasi (63,6%); 5) Teknik Material & Metalurgi (62,6%); 6) Teknik Informatika (61,0%); 7) Teknik Lingkungan (59,7%); 8) Teknik Sipil (59,2%); 9) Teknik Geomatika (59,0%); 10) Teknik Elektro (58,9%); 11) Statistika (58,5%); 12) Kimia (56,5%); 13) Teknik Sistem Perkapalan (55,6%); 14) Matematika (55,3%); 15) Biologi (54,8%); 16) Desain Produk Industri (53,3%); 17) Arsitektur (52,1%); 18) Teknik Fisika (51,4%); 19) Teknik Mesin (50,4%); 20) Teknik Perkapalan (46,9%); 21) Fisika (42,3%); 22) Teknik Kelautan (39,9%)

 

IPMSKT untuk seluruh ITS adalah 56,9% yang merupakan tingkat prestasi rata-rata kelulusan program S1 reguler di ITS. Dari data di atas terlihat bahwa hanya urutan 1 (Teknik Industri) hingga 11 (Statistika) saja yang mampu meraih IPMSKT di atas rata-rata ITS.

 

Kedua, akan ditampilkan khusus atribut lulusan di masing-masing jurusan yang dapat meraih indeks prestasi di atas 3,00(IP > 3,01). Atribut ini menunjukkan pencapaian alumni (baca juga mahasiswa) dalam mearih indeks prestasi yang bagus. Makin besar prosentasenya berarti makin cerdas para mahasiswanya, makin cerdas juga dosennya dan baik hati dalam memberikan penilaian, serta makin berhasil proses belajar-mengajar di jurusan bersangkutan. Hasil capaian ke-22 jurusan dalam hal pencapaian IP > 3,01 setelah diurutkan adalah sebagai berikut:

 

1) Teknik Industri (89,8%); 2) Teknik Kimia (89,7%); 3) Perencanaan Wilayah & Kota (88,6%); 4) Teknik Informatika (87,6%); 5) Sistem Informasi (84,9%); 6) Teknik Geomatika (84,2%); 7) Teknik Material & Metalurgi (80,0%);  8) Teknik Elektro (75,2%); 9) Teknik Mesin (72,7%); 10) Teknik Sipil (70,4%); 11) Teknik Sistem Perkapalan (69,1%); 12) Teknik Perkapalan (66,2%); 13) Teknik Lingkungan (64,5%);    14) Desain Produk Industri (61,9%); 15) Kimia (60,9%); 16) Matematika (60,0%);17) Teknik Fisika (60,0%); 18) Arsitektur (52,9%); 19) Statistika (44,9%); 20) Biologi (42,2%); 21) Teknik Kelautan (30,3%); 22) Fisika (26,2%)

 

Capaian IP > 3,01 untuk seluruh ITS adalah 67,8% yang merupakan tingkat prestasi rata-rata kelulusan program S1 reguler di ITS. Dari data di atas terlihat bahwa hanya urutan 1 (Teknik Industri) hingga 11 (Teknik Sistem Perkapalan) saja yang mampu meraih capaian IP > 3,01 di atas rata-rata ITS.

 

Ketiga, akan ditampilkan khusus atribut lulusan di masing-masing jurusan yang dapat lulus dalam masa studi 7, 8, hingga 9 semester. Atribut ini menunjukkan pencapaian alumni (baca juga mahasiswa) dalam menyelesaikan program S1 maksimum dalam waktu 9 semester. Makin besar prosentasenya berarti makin cerdas para mahasiswanya, makin cerdas juga dosennya dan baik hati dalam memberikan penilaian, serta makin berhasil proses belajar-mengajar di jurusan bersangkutan. Hasil capaian ke-22 jurusan dalam hal pencapaian masa studi < 9 semester, setelah diurutkan adalah sebagai berikut:

 

1) Teknik Kimia (87,6%); 2) Teknik Industri (86,4%); 3) Teknik Lingkungan (85,5%); 4) Perencanaan Wilayah & Kota (82,9%); 5) Statistika (82,1%); 6) Teknik Material & Metalurgi (77,1%); 7) Teknik Geomatika (73,7%); 8) Biologi (73,3%); 9) Sistem Informasi (71,7%); 10) Arsitektur (65,9%); 11) Teknik Elektro (65,4%); 12) Kimia (63,8%); 13) Teknik Sipil (63,3%); 14) Matematika (60,0%); 15) Desain Produk Industri (58,7%); 16) Teknik Sistem Perkapalan (57,4%); 17) Teknik Informatika (54,6%); 18) Teknik Fisika (52,3%); 19) Fisika (42,6%); 20) Teknik Mesin (36,4%); 21) Teknik Perkapalan (33,8%);  22) Teknik Kelautan (24,2%)

 

Capaian masa studi < 9 semester untuk seluruh ITS adalah 63,1% yang merupakan tingkat prestasi rata-rata kelulusan program S1 reguler di ITS. Dari data di atas terlihat bahwa hanya urutan 1 (Teknik Kimia) hingga 13 (Teknik sipil) saja yang mampu meraih capaian IP > 3,01 di atas rata-rata ITS.

 

Dari bahasan pertama, kedua, dan ketiga di atas dapat dipilah jurusan-jurusan yang benar-benar memenuhi persyaratan IPMSKT, IP > 3,01 (selanjutnya disingkat IP), dan masa studi < 9 semester (selanjutnya disingkat MS) yang hanya dapat diraih oleh 9 jurusan saja, yaitu:

 

1)      Teknik Industri (IPMSKT = 69,6%; IP = 89,8%; MS = 86,5%)

2)      Teknik Kimia (IPMSKT = 68,0%; IP = 89,7%; MS = 87,6%)

3)      Perencanaan Wilayah & Kota (IPMSKT = 65,4%; IP = 88,6%; MS = 82,9%)

4)      Sistem Informasi (IPMSKT = 63,6%; IP = 84,9%; MS = 71,7%)

5)      Teknik Material & Metalurgi (IPMSKT = 62,6%; IP = 80,0%; MS = 77,1%)

6)      Teknik Lingkungan (IPMSKT = 59,7%; IP = 64,5%; MS = 85,5%)

7)      Teknik Sipil (IPMSKT = 59,2%; IP = 70,4%; MS = 63,3%)

8)      Teknik Geomatika (IPMSKT = 59,0%; IP = 84,2%; MS = 73,7%)

9)      Teknik Elektro (IPMSKT = 58,9%; IP = 75,2%; MS = 65,4%)

 

Ada 2 jurusan yang masuk peringkat IPMSKT di atas rata-rata ITS namun tidak memenuhi atribut IP dan MS sekaligus, yaitu Teknik Informatika (hanya IP yang masuk peringkat) dan Statistika (hanya MS yang masuk peringkat).

 

Saya usul (boleh saja usul asalkan ada dasar pertimbangannya) hal-hal berikut:

 

  • Ke depan, masing-masing  jurusan harus bisa mempertahankan capaian IPMSKT sekaligus dengan atribut IP > 3,01 dan MS < 9 semester, dan selayaknya lebih ditingkatkan secara dinamis!
  • Bila minat calon mahasiswa sangat besar terhadap jurusan-jurusan tertentu (daya tampung program reguler terbatas), maka silahkan dibuka program non-reguler untuk jurusan tersebut. Dulu pernah ada program ekstensi yang baru tumbuh, kemudian malah ditutup oleh rektor ITS sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan tinggi di ITS untuk jurusan-jurusan yang favorit.
  • Masing-masing jurusan berusaha melakukan evaluasi terhadap potensi internal (kekuatan dan kelemahan) yang ada sekaligus prospek eksternal (peluang maupun ancaman) untuk menyusun kembali rencana strategis yang lebih dinamis dan terus berkembang. Apa langkah jelasnya? Silahkan tambahkan sendiri …

Kurang dan lebihnya mohon maaf sobat kolega dosen ITS semuanya.

 

BUSTANUL ARIFIN NOER

Lab. Perancangan Sistem & Manajemen Industri

Jurusan Teknik Industri ITS Surabaya